Jumat, 04 Februari 2011

Ibu Wabup Ini Selalu Luangkan Waktu untuk Nadine dan Nabiel


Tribun Jogja - Selasa, 1 Februari 2011 19:25 WIB
yuni_satia_rahayu_1.jpg
TRIBUN JOGJA/KOLEKSI PRIBADI
Wabup Sleman, Ny Yuni Satia Rahayu.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Theresia Andayani


TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Menjadi wanita karier tak berarti harus luput dari tugas-tugas ibu rumah tangga, termasuk mengasuh anak. Setidaknya, begitulah yang dialami Wakil Bupati (Wabup) Sleman, Ny Yuni Satia Rahayu.

Kepada Tribun Jogja di ruang kerjanya, Selasa (1/2/2011), Yuni Satia Rahayu mengatakan keluarga nomer satu baginya. Sedikit saja ada waku luang, ibu dari Nabiel Ahmad (15) dan Nadine Cahya Annisa (10) ini senantiasa menyempatkan untuk berkumpul bersama keluarga.
 
Putrinya, Nadine, siswi SD Muhammadiyah Condongcatur, bersamanya setiap hari. Adapun Nabiel bersekolah di Jakarta, dan tinggal bersama sang ayah, Muhammad Yamin SH. Setiap Sabtu, anak dan bapak itu pulang ke Sleman untuk berkumpul bersama keluarga. 

“Kalau ada waktu luang, biasanya saya nganter mereka nonton bioskop,” ujar perempuan berusia 42 tahun yang akrab disapa Neny tersebut.

Tokoh PDIP kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 28 Juni 1968, ini berprinsip, hal terpenting adalah komunikasi dengan  anak-anak dan suami, Muhammad Yamin SH, yang berkantor di Jakarta. Sebab, jika segala sesuatu dikomunikasikan dengan baik, akan sama-sama enak.
 
Bila Neny  sedang sangat sibuk, ia tak segan meminta bantuan kakaknya untuk menemani sang buah hati. Tetapi, anak-anaknya relatif mandiri sehingga tak risau tatkala orangtuanya sibuk. 

“Kalau saya lagi ada waktu, anak saya mau ngapain aja saya tungguin. Sepanjang tidak ada kegiatan, saya usahakan ada di rumah buat anak,” terang perempuan penggemar pempek Palembang dan pecel ini. 

Mengenai pendidikan anak, putri ke enam dari enam bersaudara ini menerapkan pola open minded. Pasalnya, pola pikir orangtua zaman dulu dalam mendidik anak belum tentu bisa diterapkan sekarang.

Karena itulah ia selalu memacu anak-anaknya belajar mandiri, merasakan kerasnya hidup, bukan karena orangtuanya pejabat. Anak-anaknya diajar agar tahu tak semua keinginan mereka gampang tercapai. 

“Mereka harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Mereka harus mengalami kecewa juga, dan untuk mendapat sesuatu harus mengalami pengorbanan. Saya selalu mengajarkan itu kepada anak-anak,” tegas Neny.

Editor : junianto